Disuntik Rp 1,55 T, Saham Bank Banten Mulai Menggeliat

  28-11-2020   |     Asbanda   Facebook   Twitter


Disuntik Rp 1,55 T, Saham Bank Banten Mulai Menggeliat

CNBC Indonesia- Meskipun belum bergerak dari zona Rp 50, namun transaksi saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) mulai meningkat setelah ada kepastian penambahan modal dari Pemprov Banten Rp 1,55 triliun.

Transaksi tersebut meningkat sejak Jumat (20/11/2020) hingga hari ini Rabu (25/11/2020). Total perdagangan saham selama 4 hari ini, ada 117.208 lot saham BEKS yang diperdagangkan di pasar reguler. Dengan harga Rp 50, nilai totalnya mencapai Rp 586,04 juta.

Sementara itu, di pasar negosiasi volume transaksi lebih ramai lagi. Totalnya ada 1,16 juta lot saham BEKS yang berpindah tangan dalam 4 hari. Namun, nilainya beragam, dari Rp 13 sampai Rp 50.

Total transaksi nego selama 4 hari mencapai Rp 5,14 miliar. Dengan demikian total transaksi saham BEKS mencapai Rp 5,72 miliar.

Meski demikian, jumlah transaksi ini masih cenderung kecil dibandingkan dengan 'tembok' offer yang dipasang lebih dari 15 juta lot pada perdagangan hari ini. Setidaknya butuh setidaknya Rp 75 miliar untuk mendobrak tembok tersebut agar harga saham BEKS bisa bergerak di atas Rp 50.

Sebagai informasi, Bank Banten menyatakan dana setoran modal Rp 1,55 triliun dari Pemerintah Provinsi Banten, telah terealisasi melalui PT Banten Global Development (BGD). Realisasi dana setoran modal yang dilakukan pada Jumat (20/11/2020) dapat memuluskan rencana Bank Banten untuk melakukan aksi korporasi.

"Rencana rangkaian aksi korporasi yang meliputi reverse stock serta Penambahan Modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dapat dilaksanakan sesuai waktunya dan menempatkan Bank Banten sebagai BPD termuda yang memenuhi POJK 12/20 tentang Konsolidasi Bank," kata Corporate Secretary Bank Banten Chandra Dwipayana, kepada CNBC Indonesia, Senin (23/11/2020).

Dengan kepastian ini maka Bank Banten segera merealisasikan penerbitan saham baru Seri C dengan nominal Rp 50,00 per lembar saham dengan jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyak 60.820.296.033 lembar saham pada saat PUT VI. Nominal tersebut setara 90,46% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Sebelum proses PUT VI dilaksanakan, Perseroan akan melakukan penggabungan Nilai Nominal Saham (Reverse Stock) terlebih dahulu dengan rasio 10 : 1 atau 10 saham dengan nilai nominal lama menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru. Dasar penetapan rasio reverse stock tersebut dilandasi oleh beberapa pertimbangan, salah satunya adalah hasil kajian nilai wajar saham Perseroan oleh KJPP.

Dengan demikian, masing-masing saham Seri A dan Seri B akan mengalami perubahan harga nominal, yaitu untuk saham Seri A dari semula Rp 100 akan menjadi Rp 1.000 dan Seri B dari semula Rp 18 akan menjadi Rp 180. Sesuai hasil valuasi penggabungan nilai saham tersebut, maka saham seri C yang akan diterbitkan oleh Perseoan bernilai nominal Rp 50.

"Para pemegang saham seri A, seri B dan seri C nantinya akan memiliki hak dan kedudukan yang sama dan sederajat sesuai dengan peraturan pasar modal," jelas Direktur Bank Banten, Kemal Idris.

Sebelum pelaksanaan rights issue perusahaan akan melakukan penggabungan nilai Saham (Reverse Stock) terlebih dahulu. Reverse stock harus dilakukan untuk mendukung upaya penyehatan Bank Banten melalui penambahan modal.

"Berdasarkan analisa baik dari sisi apa yang melandasi serta dampak dari perusahaan melakukan Reverse Stock, pelaksanaan reverse stock ini diharapkan dapat memenuhi persyaratan peraturan BEI. Selain itu menjadi satu rangkaian aksi korporasi dengan PUT VI, serta merupakan langkah yang harus dilakukan," kata Kemal.

.

  Comments