Bank NTT Realiasi Pinjaman Daerah Rp 275 Miliar untuk Pemda Ngada dan Matim

  18-04-2022   |     Asbanda   Facebook   Twitter


Bank NTT Realiasi Pinjaman Daerah Rp 275 Miliar untuk Pemda Ngada dan Matim

KATANTT.COM--PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan di seluruh kabupaten/kota di NTT.

Kali ini dukungan diberikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur (Matim) melalui pemberian pinjaman daerah.

Penandatanganan akta pinjaman daerah untuk kedua Pemda tersebut dilakukan pada Sabtu (16/4/2022).

Akta pinjaman daerah untuk Pemda Kabupaten Ngada ditandatangani Bupati Ngada, Andreas Paru dan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho di lokasi Pasar Bobou, Bajawa, Sabtu pagi.

Sementara, untuk Pemda Kabupaten Manggarai Timur ditandatangani Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho bersama Bupati Matim Agas Andreas di lapangan Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Sabtu (16/4/2022) sore tadi.

Penandatangan akta pinjaman daerah untuk kedua Pemda disaksikan langsung oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.

Bupati Ngada, Andreas Paru mengapresiasi Bank NTT yang cepat merealisasikan usulan pinjaman daerah untuk Pemda Kabupaten Ngada dengan total dana sebesar Rp 125 miliar.

"Kami berterima kasih kepada Bank NTT, karena proses pinjaman daerah sangat cepat," kata Andreas.

Dengan dana pinjaman daerah, Andreas berkomitmen akan digunakan sepenuhnya untuk memaksimalkan pembangunan di Kabupaten Ngada, khususnya pembangunan bidang pariwisata, pertanian dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Bupati Ngada Andreas Paru juga berterima kasih kepada Pemprov NTT atas berbagai program strategis yang langsung menyentuh masyarakat Ngada.

"Terima kasih juga karena bersama Yayasan Bambu Lestari, Ngada menjadi salah satu daerah yang akan mendapat sentuhan kegiatan pusat, dengan dibangunnya pabrik bambu. Ini akan berdampak langsung kepada perekonomian masyarakat. Sangat berpotensi, karena pengembangan bambu di 12 kecamatan sudah berjalan," ungkap Andreas Paru.

Diakuinya, masih ada potensi-potensi yang belum dimaksimalkan. Untuk itu dengan dukungan Pemprov NTT, dia berkomitmen mengoptimalisasi semua potensi daerah, termasuk meningkatan pendapat asli daerah melalui digitalisasi penerimaan daerah.

"Kami fokus pembangunan Kabupaten Ngada bermuara kepada pemberdayaan petani, nelayan dan peternak, juga sektor pariwisata," tandas Andreas.

Dia optimistis akselerasi pembangunan itu akan terjadi, termasuk tekad untuk bersama-sama masyarakat membesarkan Bank NTT di Ngada.

Bupati Ngada Andreas Paru juga berjanji siap merespon dan menindaklanjuti pengeluhan-pengeluhan para pedagang di Pasar Bobou.

Terpisah, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, mengatakan, pinjaman daerah sebesar Rp 150 miliar akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan, penguatan UMKM dan pembangunan potensi pariwisata.

Sementara, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), mengapresiasi Pemda Kabupaten Ngada dan Pemda Kabupaten Manggarai Timur yang telah mengambil langkah yang tidak biasa lewat pinjaman kepada Bank NTT dengan regulasi yang lebih sederhana.

"Saat ini seluruh regulasi terkait percepatan pembangunan masyarakat, dalam pembiayaan pembangunan dibuat semakin mudah agar kita mampu melakukannya dengan baik," kata VBL.

"Untuk itu kalau kita pinjam uang, maka kita akan menang waktu. Cicil waktu dengan cicil uang itu beda. Selama ini salah nya uang nya tidak cicil, waktunya dia cicil. Celaka nya waktu tidak bisa balik ke belakang. Untuk itu, momentum menjadi sangat mahal untuk tidak bisa dibeli oleh siapapun," imbuhnya.

Untuk itu, lanjut VBL, pinjaman daerah memberikan pesan bahwa seseorang sedang berjuang untuk bergerak maju melawan waktu.

"Pinjaman daerah itu tidak sesederhana kita sedang pinjam uang. Tidak! Itu memberikan pesan kepada siapapun bahwa pembangunan di daeeah ini, yang dibiayai oleh APBD juga ikut berperan serta untuk dibiayai oleh lembaga keuangan dalam rangka mempercepat kebutuhan dan kepentingan rakyat yang selama ini hanya didanai atau dibiayai oleh APBD yang cenderung sangat terbatas, apalagi perencanaan pembangunannya semua dibagi sama rata," jelas VBL.

Untuk itu, menurut VBL, indikator pembangunan tidak selalu pada segi kuantitas, tetapi lebih diutamakan kualitas dan berdampak signifikan pada masyarakat.

"Kalau kerja banyak tapi kecil-kecil tentu kurang dirasakan masyarakat. Tapi kalau kerja sedikit tapi berdampak besar kepada masyarakat, itu yang perlu dilakukan. Jadi seluruh hal yang berkaitan erat langsung terhadap kebutuhan dasar, itu harus dapat dikerjakan besar," tandasnya.

Untuk itu, orang nomor satu di NTT ini sangat menyayangkan adanya pemikiran sejumlah pihak yang masih menyangsikan soal resiko pengembalian pinjaman daerah.

"Banyak yang masih pikir bayar pakai apa nanti (pengembalian pinjaman daerah). Itu bukan bayar pribadi, tapi negara. Ada yang bilang nanti kabupatennya bangkrut kalau pinjam. Itu tidak ada begitu. Itu negara punya tanggung jawab," tandas VBL. *

.

  Comments